Gede Ari Astina atau Jerinx memenuhi panggilan Polda Bali untuk diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali, Kamis (6/8/2020). Jerinx mendatangi Ditreskrimsus Polda Bali dengan mengenakan kaus hitam bertuliskan "Indonesia Tolak Rapid" dan didampingi Kuasa Hukumnya, I Wayan Gendo Suardana. Pemanggilan Jerinx ini merupakan yang kedua.
Polda Bali sudah memanggil Jerinx pada Senin (3/8/2020) namun Jerinx berhalangan hadir. Setelah selesai menjalani pemeriksaan, Jerink mengungkapkan proses pemeriksaannya berjalan lancar. Hingga kini Drummer Superman Is Dead (SID) ini masih berstatus saksi dalam kasus yang dilaporkan IDI Bali.
"Saya masih jadi saksi," ujar musisi asal Bali. Ia berharapada mediasi antara dirinya dan IDI Bali sebagai pelapor. Menurutnya kritikan yang ia sampaikan dimaknai berbeda oleh IDI dan berharap dengan mediasi akan ada persamaan persepsi antara kedua belah pihak.
"Semoga nanti ada mediasi. Karena sejak awal memang tujuan ini mengkritik. Ketika kritikan itu bisa dimediasikan atau dipertemukan persepsi saya dengan kawan IDI mungkin bisa menemukan jalan yang tepat." "Kita tunggu panggilan selanjutnya," imbuhnya. Jerinx telah menyatakan permintaan maafnya ke IDI terkait unggahannya yang menyebut 'IDI kacung WHO'.
"Di kesempatan ini kepada kawan kawan saya ingin mengklarifikasi, kemarin muncul berita bahwa saya sudah minta maaf kepada IDI," "Saya klarifikasi jadi itu percakapan saya dengan wartawan, itu saya pikir off the record, dan itu akan disampaikan secara personal kepada IDI," katanya. Ungkapan maaf yang disampaikan Jerinx sebagai bentuk empatinya kepada IDI.
"Tapi saya memang benar minta maaf kepada IDI, sebagai bentuk empati saya kepada kawan kawan IDI, tolong jangan ditanggapi dengan perasaan,"imbuhnya. Ketika ditanya mengenai kesiapannya untuk diperiksa Polda Bali, drummer Superman Is Dead (SID) ini menyatakan sangat siap. "Sangat siap. Yang disiapkan semua data, semua informasi yang diperlukan, dan fakta fakta yang mendukung," ucapnya.
Jerinx merasa yakin apa yang ia ungkapkan hanya sebatas kritik dan tidak ada unsur pencemaran nama baik. "Yakin 100 persen karena saya merasa itu benar karena saya tidak ada bermaksud negatif atau buruk. Jadi yang saya lakukan itu murni sebatas kritik sebagai warga negara," tegasnya. Jerinx tidak menolak jika gaya bahasa yang ia gunakan untuk mengkritik dikatakan terlalu keras.
Menurutnya esensi yang ada dalam kritikan tersebut lebih berharga dari cara penyampaiannya. "Saya bukan public relations dan saya seniman. Jangan dilupakan esensi atau substansinya," ungkapnya. Ketika ditanya tujuan Jerinx mengkritik kebijakan dari pemerintah, ia menjawab apa yang dilakukan agar bangsa ini kembali bermartabat.
"Tujuannya sangat simple, saya ini bangsa ini bermartabat lagi karena kita sebagai rakyat seperti sedia kala, normal. Covid ini bukanlah hal yang sangat mengerikan seperti yang diberitakan." "Perlu penyeimbang agar masyarakat tidak ketakutan," ujarnya.